Eranasional.com -Kali Linux merupakan salah satu Sistem Operasi yang cukup terkenal di kalangan pengguna Linux. Sistem Operasi (OS) ini sering dikatakan sebagai OS nya para ‘hacker’ karena menyediakan tool dan fitur untuk melakukan serangan siber.
Meskipun begitu, sejatinya Distro ini bukan OS yang berbahaya tergantung dari tujuan penggunaannya. Selain itu, Kali Linux bukanlah Sistem Operasi yang ramah bagi pemula. Untuk mengoperasikan dan memaksimalkan fitur yang ada di dalamnya, diperlukan keterampilan khusus.
Jika kamu ingin mempelajari Sistem Operasi ini, alangkah baiknya terlebih dahulu menyimak artikel ini. Kamu bisa mengetahui lebih dalam tentang Kali Linuxbeserta fitur-fitur yang tersedia.
Kali Linux dan Sejarahnya
Kali Linux merupakan salah satu Distro Linux yang cukup dikenal oleh kalangan pecinta Sistem Operasi Open Source ini. Kali Linux terkenal karena fungsi dan tujuannya yang dikhususkan untuk menangani masalah keamanan siber.
Banyak pemula yang mencoba OS ini agar terlihat keren seperti hacker, namun pada akhirnya tidak dapat memaksimalkan yang ada di dalamnya.
Sistem Operasi ini memang kurang cocok untuk digunakan para pemula yang belum terlalu mengenal tentang Linux atau Cyber Security.
Selain itu, akibat populernya OS ini, sejumlah orang menggunakannya untuk tujuan kejahatan seperti tindakan Hacking dan lainnya yang bisa berujung kasus kriminal.
Dilansir dari kali.org, Kali Linux adalah Distro Linux yang bersifat Open Source (gratis dan bebas dikembangkan, red) dan berbasis Debian.
OS ini ditujukan untuk berbagai tugas keamanan informasi seperti Penetration Testing, Security Research, Computer Forensics dan Reverse Engineering.
Kali Linux pertama kali dirilis pada Agustus 2004. Pada saat itu proyek pertama yang dirilis bernama ‘Whoppix’ atau ‘White Hat Knoppix’.
Selanjutnya, Kali Linux mengalami perubahan arsitektur dasar yang awalnya dari Knoppix menjadi Slax. Maka dari itu, dirilis lah proyek selanjutnya yakni WHAX atau White Hat Slax.
Di samping itu, terdapat Sistem Operasi serupa yang mirip dengan WHAX, mempunyai fungsi dan tujuan yang sama.
Pada akhirnya, WHAX digabungkan dengan Sistem Operasi tersebut sehingga menghasilkan Distro Linux bernama ‘BackTrack’ yang berbasis Slackware. Namun pada perjalanannya, BackTrack mengalami perubahan dan berbasis Ubuntu atau Debian.
Pada tahun 2013, BackTrack kemudian berubah nama menjadi Kali Linux, yang secara arsitektur masih berbasis Ubuntu atau Debian. (Sukabumiupdate)
Tinggalkan Balasan